Sebenarnya seafood apa saja yang termasuk dalam kategori ramah lingkungan?
Hanya seafood yang memenuhi standar keberlanjutan yang ketat dari Marine Stewardship Council (MSC) dan Aquaculture Stewardship Council (ASC) yang berhak memperoleh eco-label MSC atau ASC. Standar MSC menjamin seafood hasil perikanan tangkap ditangkap dengan cara-cara yang ramah lingkungan, serta memperhitungkan keberlanjutan populasi dan dampak aktivitas perikanan bagi ekosistem. Sementara untuk memperoleh sertifikasi ASC, perikanan budi daya harus meminimalisir dampak negatif pada lingkungan, tidak menggunakan bahan kimia berbahaya yang tidak diperbolehkan hukum, serta menjaga kelestarian ekosistem sekitar.
Tidak hanya pelaku perikanan skala kecil, produsen dan perusahaan perikanan besar bisa memperoleh pendampingan FIP dan AIP dari WWF-Indonesia melalui inisiatif
Selain kedua kategori di atas, seafood yang termasuk dalam daftar hijau di Seafood Advisor WWF-Indonesia juga tergolong ramah lingkungan dan dapat dijual oleh Fish ‘n Blues.
Pertimbangan utama seafood masuk dalam kategori hijau, kuning dan merah adalah cara tangkap, data populasi serta status spesies tersebut dalam undang-undang atau peraturan yang diratifikasi Indonesia. Ada beberapa spesies yang masuk kategori merah seperti dugong dan pari manta yang dilindungi oleh undang-undang. Ada juga spesies yang masuk dalam kategori hijua, kuning dan merah secara bersamaan misalnya cumi-cumi. Apa yang membedakan?
Cara tangkap bisa mempengaruhi baik tidaknya seafood untuk dikonsumsi. Cumi-cumi yang ditangkap dengan pukat hela masuk dalam kategori merah karena bahaya yang ditimbulkan alat tangkap itu pada lingkungan. Cumi-cumi yang ditangkap dengan pancing ulur yang bersifat selektif sangat ramah lingkungan dan masuk di kategori hijau.
Ingin merasakan lezatnya dan sehatnya seafood asal nusantara Indonesia yang pastinya ditangkap secara ramah lingkungan, sahabat semua bisa pesan di Kecipir sekarang juga!
Comments