Sebagai salah satu daerah penghasil kopi terlama di Indonesia sekitar abad 17, lalu setelah kemerdekaan, kebun ini menjadi kebun milik Pemerintah. Sempat juga karena satu sebab, kebun ini seoah “hilang dari permukaan” hingga akhirnya saat ini sudah menjadi milik Swasta dan dikelola secara profesional. Dengan ketinggian lokasi sekitar 1500-1700 meter di atas permukaan laut, kopi yang dihasilkan dari daerah ini menjadi salah satu kopi terbaik yang memperoleh pengakuan dari dunia.
A. Perkebunan
Kebun kopi ini termasuk satu dari segilintir kebun kopi yang sudah terertifikasi Organik dengan standar Internasional (JAS, USDA, EU) dikelola dengan penuh perhatian terhadap semua detail. Praktek pemupukan organik swadaya kebun khususnya yang berasal dari kompos domba lokal. Penggunaan tanaman pelindung yang juga berfungsi sebagai pengendali hama alami, hingga pengelolaan paska panen yang profesional.
B. Proses Paska Panen
Dimulai dari pemetikan selektif hanya buah kopi yang sudah matang betul baru dipetik dan tidak memungut buah kopi yang sudah jatuh ke tanah untuk menghindari kontaminasi aroma bau.
Pengupasan kulit buah (pulping).
Fermentasi (sekitar 12 jam).
Pencucian dengan air bersih yang mengalir.
Penjemuran matahari mengunakan para-para.
Penyimpanan setelah kering untuk menghindari munculnya mikroba kontaminan.
Pengupasan kulit gabah.
Sortasi manual.
Pengemasan dan pengiriman.
C. Proses Penyangraian
Proses penyangraian dilakukan dengan menggunakan mesin sangrai profesional dengan kapasitas maksimal hanya 24 Kg per harinya (satu shift, 8 jam), memiliki fungsi kontrol airflow, berbahan food grade, serta dapat dimonitor dengan jelas suhu biji kopi maupun ruang sangrai.
Tingkat sangrai yang dianjurkan pada umumnya adalah “medium roast” dimana masih akan ada tersisa rasa asam manis yang nyaman sebagai salah satu ciri unik dari kopo spesiality. Jika suatu kopi spesiality disangrai terlalu gelap maka keunikan yang mencirikan kopi tersebut sudah hampir tidak ada lagi, sehingga semua kopi rasanya akan jadi sama saja. Sebaliknya jika disangrai terlalu muda, maka aroma yang dihasilkan relatif lebih menarik, namun pada umumnya kebanyak orang Asia masih belum banyak yang bisa menerima rasa asam yang terlalu tinggi pada kopi sangrai muda.
Kopi terbaik disimpan konsumen dalam bentuk biji dan digiling saat ingin diseduh saja, namun bila memang merepotkan, disarankan agar kopi yang sudah dibubuk tidak lebih lama dari 1-2 bulan tanggal sangrai yang biasanya disertakan pada kemasan kopi standar profesional.
Kemasan kopi sangrai segar layaknya menggunakan kemasan foil dengan valve satu arah yang berfungsi untuk mengeluarkan gas dari kopi sangrai segar, namun tidak membiarkan udara dari luar masuk dan mengoksidasi kopi hingga mengakibatkan bau apek (Rancid).
Kopi spesiality yang disangrai dengan baik dan diseduh dengan baik maka akan memiliki aroma yang memikat dan sudah manis secara alami sehingga bisa dinikmati tanpa gula sekalipun. Jika memang masih mengharapkan rasa yang lebih manis, dapat menggunakan gula kelapa atau gula aren setelah disaring atau madu saat suhu sudah hangat tanpa membuat tangan menyentuh gelas kepanasan.
D. Rasio Seduh yang Kami Sarankan
8.25 gram bubuk kopi yang relatif sedikit lebih halus dari gula pasir,
Diseduh menggunakan 150 cc air mineral (TDS 75-150ppm),
Pada suhu 93-95 derajat celcius (satu menit begitu kompor dimatikan sudah pada suhu tersebut biasanya),
Selama 4 menit tanpa diaduk ataupun disaring terlebih dahulu sehingga hasil seduhannya relatif sudah baik.
Mengenai variasi produk, untuk saat ini kami akan menyiapkan:
Arabica Grade 3 Medium + Kemasan untuk samping (sekitar 30 gram/pack) x 50 pack.
Arabica G1 Medium Kemasan untuk sampling sekitar 30 gram/pack x 50 pack.
Arabica G1 Medium Kemasan isi 100 gram harga Rp. 36.000 (silahkan dijual rekomendasi harga dari kami 50.000-75.000) x 10 pack.
Arabica G1 Medium Kemasan isi 200 gram harga Rp. 65.000 (silahkan dijual rekomendasi harga dari kami 80.000-100.000) x 10 pack.
Comments