Pada 2050, LIPI memprediksi laut Indonesia akan penuh oleh sampah plastik. Jumlahnya bahkan lebih banyak dibandingkan biota laut itu sendiri. Status sampah plastik di Indonesia saat ini berada dalam level “waspada”.
Dampak negatif dari penggunaan kantong plastik sekali pakai telah dirasakan langsung oleh masyarakat di dua desa, di Jawa Timur. Telur ayam yang mereka konsumsi ternyata mengandung dioksin. Jenis senyawa yang dihasilkan dari pembakaran sampah plastik.
Demikian pula dengan masyarakat di sekitar Teluk Jakarta, mereka harus waspada. Sebab setiap hari terdapat 21 ton sampah yang masuk ke dalam perairan. Selain dicemari oleh timbal, air di Teluk Jakarta mengandung silikat, fosfat, dan nitrogen hingga puluhan ribu ton. Karenanya, kerang dan ikan yang berasal dari sana berstatus tak layak dikonsumsi. Senyawa-senyawa beracun yang dihasilkan dari sampah plastik dan logam berat lainnya diketahui beresiko besar menimbulkan kanker dan penyakit degeneratif.
Di era 1960-an, kebiasaan menggunakan kemasan plastik sempat menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat. Mayoritas orang memang menyambut baik penggunaan plastik, sehingga industri kantong plastik terus tumbuh. Berbagai inovasi produk plastik terus diiklankan di media massa.
Kata plastik mulai akrab ditelinga masyarakat Indonesia pada 1950-an. Usai Perang Dunia II, plastik masuk ke negara kita secara bertahap. Penggunaannya mulai meluas sejak pabrik plastik banyak didirikan pada 1953.
Plastik disukai karena bentuknya yang beragam dan berwarna menarik. Plastik juga bersifat anti air dan tahan lama, serta memiliki bobot yang ringan. Karenanya, kemasan plastik dianggap sebagai alternatif paling praktis dan murah bagi banyak orang.
Sayangnya, ada banyak kerugian yang harus kita terima dibalik banyak keunggulan tersebut. Tidak hanya berdampak pada manusia, tetapi juga hewan dan tumbuhan. Plastik telah mencemari hampir seluruh bagian dari ekosistem alam.
Upaya dalam mengurangi sampah plastik di Indonesia harus dilakukan secara menyeluruh. Selain pengelolaan sampah yang bijak, tentu setiap individu juga harus mengurangi konsumsi plastik di dalam kehidupan sehari-harinya. Jika dulu merasa bangga bisa menggunakan plastik, saat ini justru kita harus merasa keren jika tidak menggunakan plastik.
Setidaknya kita bisa membatasi konsumsi plastik sekali pakai yang kerap diperoleh saat berbelanja. Tidak sulit sebenarnya jika kita ingin benar-benar mengurangi konsumsi plastik. Beberapa cara diet plastik dibawah ini bisa segera kita terapkan loh, Cipers!
Sampah popok merupakan jenis sampah terbesar kedua di 15 kota besar Indonesia (Riset Bank Dunia, 2018). Popok sekali pakai atau diaper termasuk jenis sampah plastik yang sangat sulit terurai. Sebagai gantinya, Cipers yang memiliki balita bisa menggunakan clodi, akronim dari cloth diaper atau popok kain. Penggunaan clodi bahkan lebih ekonomis dibanding popok sekali pakai.
Demikian juga dengan pembalut wanita. Cipers bisa gunakan alternatif lain yang lebih ramah lingkungan seperti reusable pad, tampon, atau menstrual cup. Sama seperti popok, penggunaannya pun ternyata lebih hemat dibanding pembalut sekali pakai.
Saat bepergian kita akan membutuhkan air minum dan makanan. Membawa botol minum dan tempat makan sendiri akan mengurangi potensi sampah plastik yang dihasilkan ketika kita jajan. Cipers juga harus selektif dalam memilih jajanan.
Misalnya saat jajan es krim, sebaiknya pilihlah es krim cone yang tidak menggunakan kemasan plastik. Jika belum terbiasa mungkin cara ini cukup sulit dilakukan. Padahal efeknya sangat baik untuk mengurangi jumlah sampah plastik loh.
Belanja online telah menjadi kebiasaan masyarakat di era digital. Sayangnya, kemasan yang digunakan oleh toko online dapat dipastikan selalu menggunakan plastik sekali pakai. Oleh karena itu, Cipers harus pandai memilih toko online yang memiliki visi dalam mengurangi sampah plastik.
Contohnya saat berbelanja sayur dan bahan makanan di Kecipir, secara tidak langsung Cipers telah berperan aktif dalam gerakan mengurangi sampah plastik. Bayangkan jika masyarakat dan generasi muda banyak yang bersikap selektif seperti Cipers. Jumlah sampah plastik di Indonesia tentu akan semakin berkurang. So, jangan ragu untuk mengajak kerabat dan teman-teman untuk ikut berbelanja di Kecipir ya!
Selain memilih toko online yang bervisi mengurangi sampah plastik, Cipers juga bisa menggunakan tas saat berbelanja secara offline. Siapkan tas belanja yang besar dan kokoh agar lebih awet. Pilihlah tas belanja dengan motif yang lucu dan menarik, pasti Cipers makin semangat untuk tidak membawa sampah plastik saat usai berbelanja.
Kebiasaan kecil yang masih kurang disadari oleh mayoritas masyarakat adalah membuang sampah pada tempatnya. Padahal selain memengaruhi keindahan visual lingkungan, kebiasaan ini sangat membantu petugas kebersihan saat mengolah sampah. Bahkan kebiasaan kecil ini dapat menghindarkan kita dari bencana banjir. Jika belum mampu melakukan daur ulang, setidaknya kita tidak membuang sampah sembarangan ya Cipers!
Lima cara diatas sangat mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi jika kita terus mengingat bahwa sampah plastik di laut dapat melukai hewan-hewan yang tidak berdosa. Seperti penyu di dalam video ini. So, Cipers, ayo turut berkontribusi dalam upaya mewujudkan lingkungan yang lestari. Salah satunya dengan terus berbelanja di Kecipir. Satu-satunya e-commerce di Indonesia yang menyediakan bahan makanan organik langsung dari petani lokal, dan bebas sampah plastik.
Comments