Benarkah pestisida sangat berbahaya?  Kita sering mendengar dampak buruknya bagi kesehatan.  Bahaya pestisida juga kerap dikaitkan dengan kehidupan organisme lain.

Kabarnya, pestisida menyebabkan populasi burung berkurang.  Tingkat keanekaragamannya semakin kritis.  Beberapa spesies burung juga terancam punah.

Tapi kenapa kondisi disini berbeda?  Pagi ini, ketika Cici menengok kebun, masih terdengar suara burung-burung berkicau.  Merdu, saling bersahutan.  Membuat Cici bersemangat memanen sayuran yang kalian pesan.  Hmmm, apakah benar pestisida semenyeramkan itu.

Pestisida dan Kehidupan Burung di Sekitar Kita

Setiap makhluk hidup saling terkait dalam satu sistem yang disebut rantai makanan.  Manusia, hewan, tumbuhan, hingga mikroorganisme pengurai.  Tak hanya kita yang membutuhkan makan.  Setiap komponen rantai makanan juga membutuhkan sumber energi agar mampu bertahan.

Jika salah satu dari komponen tersebut bermasalah.  Maka keseluruhan sistem akan mengalami masalah pula.  Hal inilah yang sedang dialami oleh populasi burung di dunia.  Mereka mulai kehilangan sumber makanan.

Serangga dan tumbuhan liar adalah dua makanan utama bagi burung.  Pestisida yang digunakan oleh petani secara signifikan mengurangi jumlah serangga.  Herbisida (obat rumput) juga membunuh tumbuhan liar, sehingga bijinya tak lagi tersedia untuk burung di alam.

Semakin tahun, semakin banyak burung yang sulit mendapatkan makan.  Pada akhirnya mereka akan mati karena kelaparan.  Eastern Whip-poor-will, burung cabak yang awalnya populer dengan populasi besar kini berada dalam ambang kepunahan.  Dalam kurun waktu 1970-2014, populasinya berkurang hingga 60%.

Kabar lain cukup menyedihkan.  Residu pestisida ternyata ditemukan juga dalam cangkang telur burung.  Senyawa pestisida merusak struktur ketebalan cangkang telur.  Telur sulit menetas.  Akibatnya populasi pun menurun.

Jangan lupa, pestisida juga meracuni burung secara langsung.  Bayangkan saat burung hinggap mematuk biji tumbuhan liar yang telah disemprot obat rumput.  Senyawa yang menempel pada kulit biji tentu akan termakan oleh burung.  Ancaman pestisida benar-benar nyata bagi para burung di sekitar kita

Penyelamat Burung di Kebun Cici

Pestisida adalah zat beracun untuk membunuh hama.  Apakah ia satu-satunya cara untuk mengatasi serangan hama?  Tentu tidak.

Cici dan para petani Kecipir telah mempraktikkan sistem pengendalian hama terpadu.  Kami mengusir hama dengan kombinasi berbagai cara alami.  Misalnya untuk mengusir bekicot, Cici memanfaatkan perangkap yang diisi dengan sisa minuman fermentasi.

Cici juga memanfaatkan peran musuh alami.  Ya, setiap hama pasti punya musuh alami.  Sesuai dengan prinsip rantai makanan.  Misalnya, hama ulat grayak dan kutu daun selalu Cici percayakan pada laba-laba dan kepik yang tinggal di kebun.

Jikapun hama masih membandel.  Cici menggunakan pestisida nabati.  Apa itu?  Pestisida nabati adalah cairan pengusir hama yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan.  Seperti ekstrak daun nimba, rumput teki, brotowali, dan daun sembung.  Senyawa komplek dari pestisida nabati mudah terdegradasi di alam, sehingga tetap aman digunakan.

Karena ini pula, masih banyak kicauan burung di kebun Cici.  Mereka memakan serangga yang menjadi hama pengganggu tanaman.  Mereka juga masih bisa menikmati biji-bijian dari tumbuhan liar yang menjadi pagar di area kebun.

Meski terkadang burung juga menyukai buah tin yang Cici jual.  Namun kehadiran burung tetap harus ada di kebun.  Cici akan terus bertani organik demi kebaikan kita semua.

Tentu kamu juga bisa berkontribusi dalam upaya  ini Cipers!  Dengan belanja di Kecipir, kamu adalah orang terpilih.  Kamu telah peduli akan kesehatan dan kelestarian lingkungan.  Ayo terus belanja, ajak juga temanmu yang lain.