Penetapan Hari Tani Nasional dilakukan melalui Kepres RI No. 169 tahun 1963
“Pertama, peringatan Hari Tani Nasional perlu untuk tiap-tiap tahun diperingati secara khidmat, dan dirayakan disertai kegiatan-kegiatan serta penyusunan rencana kerja kearah mempertinggi dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat tani menuju masyarakat adil dan makmur.
Kedua, Menginstruksikan realisasinya kepada Menteri Pertanian dan Agraria Menteri Pertanahan Umum dan Otonomi Daerah, Menteri Koperasi, dan Menteri Sekretariat jenderal Front Nasional, dan semua Kepala Daerah, dengan dibantu oleh instansi-instansi dalam lingkungan Departemen Pertanian dan Agraria, organisasi-organisasi tani dan Front Nasional” (Keppres RI No. 169 tahun 1963).
Hari Tani Nasional merupakan sejarah untuk mengenang bagaimana kaum petani dalam memperjuangkan pembebasan diri dari belenggu penderitaan. Dari sejarah tersebut, ditetapkanlah Hari Tani pada tanggal 24 September dalam Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) tahun 1960.
Hari Tani sebagai tonggak sejarah bangsa dalam memandang arti penting petani dan hak kepemilikan atas tanah, serta keberlanjutan masa depan agraria di Indonesia.
Seperti yang kita tahu, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris yang mayoritas masyarakatnya menggantungkan diri dari sektor pertanian.
Lahirnya UUPA ini merupakan buah dari semangat perlawanan terhadap kolonialisme karena telah merampas hak asasi rakyat Indonesia selama berabad-abad dalam Agrarische Wet 1870.
UUPA memiliki prinsip menempatkan tanah untuk kesejahteraan rakyat, yaitu mengatur pembatasan penguasaan tanah, kesempatan yang sama bagi setiap warga negara untuk memperoleh hak atas tanah, pengakuan hukum adat, serta warga negara asing yang tidak mempunyai hak milik.
Penetapan UUPA pada tanggal 24 September inilah yang menjadi momen kelahiran Hari Tani Nasional. Pada perkembangannya, peringatan hari tani merupakan sebuah pengingat bahwasanya Indonesia adalah negeri yang subur dan kaya akan sumber daya alam.
Namun nyatanya, Indonesia masih belum mampu sejahtera, baik dari stakeholder yaitu petani maupun beberapa permasalahan yang ada di sektor pertanian. Hal yang paling terlihat dari permasalahan pertanian terjadi pada beberapa konflik konversi lahan.
Bagaimanapun peran petani di negeri agraris seharusnya bisa menjadi Penyangga Tatanan Negara Indonesia seperti yang diucapkan bapak proklamator yaitu Ir.Soekarno. Kesejahteraan petani adalah salah satu tolak ukur bahwa negara ini kuat dan mandiri akan ketahanan pangan.
Pertanian organik sebenarnya sudah sejak lama dikenal, sejak ilmu cocok tanam dikenal manusia. Semuanya serba tradisional dan menggunakan bahan alami.
Pertanian organik dapat memberikan keuntungan yang besar kepada pembangunan pertanian di Indonesia. Dengan menerapkan pertanian organik, kesejahteraan dan kualitas kesehatan petani akan turut meningkat. Sebab petani organik tidak perlu menggunakan pestisida sintesis yang beresiko tinggi untuk tubuh.
Kecipir.com merupakan social enterprise yang mendistribusikan hasil panen petani organik lokal untuk warga di perkotaan. Saat ini layanan Kecipir tersedia di Jabodetabek, Cikarang, & Cibitung.
Kecipir menyediakan produk-produk segar yang hanya akan dipanen setelah kamu memesannya. Selain itu, seluruh produk Kecipir juga dikemas secara zero waste dengan proses pengiriman yang sirkular.
Penasaran dengan cara belanja di Kecipir yang unik? Buka aplikasi/web Kecipir.com lalu mulai belanja produk yang kamu butuhkan.
Mulai Belanja Sayur Organik Segar
Comments