Mikroplastik sempat menjadi perbincangan hangat di kalangan ilmuwan maupun masyarakat seluruh dunia. Benda yang berukuran sangat kecil ini diduga berbahaya bagi ekosistem dan kesehatan manusia.
Para ilmuwan masih terus mencari tahu dampak sebenarnya dari mikroplastik yang ada di lingkungan sekitar. Namun, apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan mikroplastik?
Simak penjelasan berikut ini yuk, Cipers!
Mikroplastik merupakan komponen/partikel plastik berupa polimer yang diameternya memiliki ukuran kurang dari 5 mm. Batas bawah ukuran partikel yang termasuk dalam kelompok mikroplastik belum ditentukan secara jelas.
Dibandingkan dengan diameter rata-rata rambut manusia yaitu sekitar 70 μm, mikroplastik terkecil dapat mencapai 1/70 diameter rambut manusia.
Mikroplastik terbagi menjadi beberapa kelompok yang sangat bervariasi dalam ukuran, bentuk, warna, komposisi, kepadatan, dan sifat lainnya.
Sumber mikroplastik terdiri dari dua kelompok, yaitu mikroplastik primer yang terbuat dari bahan polimer dalam microbeads sebagai bahan perawatan pribadi (lulur), dan bahan dari industri tekstil.
Kemudian, mikroplastik sekunder dibuat oleh penguraian alami plastik menjadi partikel-partikel kecil dan tersebar di laut dan udara.
Sebenarnya apakah mikroplastik memiliki bahaya yang mengerikan? Sebuah studi terbaru menyebutkan bahwa mikroplastik telah ditemukan di dalam aliran darah manusia.
WHO di Indonesia menyatakan bahwa risiko mikroplastik masih sangat rendah. Namun, kita tetap perlu waspada mengingat mikroplastik mudah dikonsumsi oleh biota laut.
Jumlah butiran mikroplastik di beberapa lautan lebih besar daripada jumlah plankton. Karena suhu laut yang rendah, plastik tidak terurai dan bahkan tertelan oleh biota laut.
Mikroplastik mengalami degradasi UV dari waktu ke waktu dan menyerap bahan hidrofobik seperti PCB, membuatnya lebih kecil dan lebih beracun dalam jangka panjang. Mikroplastik yang dikonsumsi oleh biota laut akan terakumulasi dalam sistem pencernaan sehingga mengganggu proses pencernaan.
Masalah membesar ketika mikroplastik telah masuk ke dalam rantai makanan pada tingkat trofik tertinggi, yaitu pada manusia. Apabila biota yang mengandung mikroplastik dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan penumpukannya di dalam tubuh.
Ukuran mikroplastik meningkatkan kemungkinan partikel akan terakumulasi dalam jaringan biologis. Ketika melebihi batas aman, diduga akan menimbulkan respons biologis dalam tubuh manusia, seperti peradangan (inflamasi), stres oksidatif, dan karsinogenesis.
Siapakah pencemar mikroplastik terbesar di bumi? Tentu saja manusia. Masyarakat luas perlu tahu bahwa sampah plastik yang dihasilkan oleh aktivitas manusia membahayakan banyak kehidupan.
Pencemaran plastik yang kita rasakan saat ini bisa jadi merupakan dampak dari penggunaan plastik sepuluh atau bahkan seratus tahun yang lalu. Sudah saatnya masyarakat menjadi lebih cerdas dalam menggunakan produk berbahan plastik.
Salah satu solusi untuk mengurangi dampak pencemaran plastik di masa depan adalah dengan melakukan diet plastik (gaya hidup zero waste).
Gaya hidup zero waste dapat dimulai dari hal kecil seperti menerapkan 3R (reduce, reuse, recycle). Misalnya, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan produk dengan mikropartikel, menggunakan wadah/kemasan/kantung belanja yang dapat dipakai berulang, mendaur ulang sampah plastik menjadi barang guna/layak pakai.
Solusi lain yang dapat dilakukan adalah mendukung perusahaan yang telah menerapkan gaya hidup zero waste, salah satunya yaitu Kecipir. Kecipir telah menerapkan konsep bisnis hijau melalui 3 prinsip, yaitu lokal, semua organik, serta zero waste.
Kecipir mampu mengurangi 10-15 sampah plastik dalam sekali pesanan. Salah satu contoh nyatanya adalah mengganti kemasan plastik dengan daun pisang, ikat bambu, atau kantong kertas serta menggunakan kantong belanja yang dapat dipakai berulang kali.
Ayo sama-sama jaga bumi kita dengan mulai menerapkan gaya hidup zero waste dari sekarang! Dapatkan produk organik berkualitas dan ramah lingkungan hanya di Kecipir!
Comments