Sorgum kerap dinilai sebagai inferior food, jenis bahan pangan yang kurang bergengsi. Apalagi jika disandingkan dengan beras atau gandum. Padahal, jika ditelisik lebih jauh, sorgum adalah jenis serealia yang kandungan gizinya cukup tinggi.
Apakah kandungan gizinya lebih baik dibandingkan beras dan gandum? Apakah masakan berbahan dasar sorgum terasa cukup enak dilidah kita?
Lalu, apakah sorgum mudah didapatkan seperti halnya beras dan gandum? Pertanyan tersebut biasanya muncul di benak kita. Terutama saat mendengar sebuah ide untuk mewujudkan diversifikasi.
Simpelnya, kita akan sulit menjajal hal baru yang ternyata tidak lebih menguntungkan. Bahkan membuat kita semakin repot.
So, apakah sorgum layak menjadi bahan pangan setara beras dan gandum? Yuk simak ulasannya!
Tanaman sorgum berasal dari daratan pantai selatan di Lautan Tengah. Bentuk tanamannya seperti jagung. Di Indonesia, sorgum memiliki banyak nama daerah seperti jagung garai (Minangkabau), kumpay (Sunda), jagung pari (Jawa), bata (Bugis), sela (Flores), dan wataru hamu (Sumba).
Sorgum adalah komoditas serealia yang bisa tumbuh di semua jenis tanah. Di daerah tropis hingga sub tropis. Jika dibandingkan dengan tanaman sumber karbohidrat lainnya, tanaman sorgum mampu bertahan di kondisi iklim panas dan kering. Produktivitasnya pun cukup tinggi yakni 2,5-6,0 ton/ha.
Dalam 100 gram sorgum terkandung 329 kkal energi. Setiap hari, rata-rata orang dewasa membutuhkan 2000 kkal energi. Dengan demikian, separuh kebutuhan kalori harian kita dapat dipenuhi dengan mengonsumsi 300 gram sorgum. Jumlah ini sesuai dengan rekomendasi asupan karbohidrat yakni 300 – 400 gram per hari.
Menariknya, kandungan gizi sorgum tidak hanya didominasi oleh karbohidrat. Komponen gizi terbesar kedua adalah protein. Kadar protein dalam 100 gram sorgum adalah 10,4 gram. Hampir setara dengan kadar protein gandum, dan lebih tinggi dari beras.
Selain itu, sorgum juga kaya akan kandungan vitamin B kompleks. Kandungan vitamin lainnya adalah vitamin D, E, dan K. Beberapa jenis sorgum juga mengandung ß-karoten (pro vitamin A). Komposisi mineral yang paling banyak ditemukan di dalam sorgum adalah zat besi. Terdapat 5,4 mg zat besi dalam 100 gram sorgum. Kadar zat besi sorgum paling tinggi dibandingkan beras (1,8 mg) dan gandum (3,5 mg).
Sorgum, beras, dan gandum adalah sumber karbohidrat. Ketiganya memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap. Berikut tabel perbandingan kandungan gizi dan mineral di dalam 100 gram sorgum, beras, dan gandum:
Berdasarkan kandungan gizi, sorgum dapat dijadikan sebagai alternatif sumber karbohidrat selain beras dan gandum. Bahkan, sorgum mengandung lebih banyak zat besi dibanding jenis serealia lainnya. Tak heran jika sorgum sangat direkomendasikan bagi orang yang mengalami defisiensi zat besi (anemia).
Manfaat sorgum lainnya adalah bebas dari kandungan gluten. Gluten merupakan jenis protein di dalam gandum yang dapat menimbulkan reaksi alergi.
Gluten juga memicu perilaku agresif bagi individu dengan autisme. Meski tidak menimbulkan dampak serius bagi sebagian besar orang, gluten membuat kinerja pencernaan kita menjadi lebih berat.
Berbeda dengan gandum yang diimpor, sorgum dapat diproduksi oleh petani lokal kita. Karenanya, sorgum sangat layak dijadikan sebagai pangan alternatif menggantikan beras dan gandum. Kamu bisa menemukan banyak ladang sorgum di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, dan NTT.
Lantas, dimana kita bisa mendapatkan sorgum? Kecipir telah menyediakan sorgum, namun dalam bentuk tepung. Tepung tersebut bisa kamu gunakan untuk membuat berbagai jenis olahan sorgum seperti bubur, cookies, dan brownies. Dapatkan tepung sorgum organik termurah disini.
Tepung sorgum bisa kamu pesan melalui aplikasi atau website kecipir.com Tidak hanya tepung, kamu juga bisa membeli aneka bahan pangan sehat lainnya. Bersama Kecipir, belanja bahan pangan organik lokal jadi lebih mudah!
Comments