Program “Upcycle Minyak Jelantah Bersama Kecipir” adalah upaya untuk mengatasi permasalahan limbah jelantah di lingkungan. Kecipir memberikan layanan penjemputan limbah jelantah door to door secara gratis untuk seluruh warga Jabodetabek, Cikarang, dan Cibitung. Limbah jelantah tersebut kemudian akan didistribusikan ke unit pengelola limbah terdekat. Bersama masyarakat, Kecipir ingin mengubah polusi menjadi solusi.
Setiap bulannya, limbah jelantah di DKI Jakarta mencapai 6-8 juta liter, dan ternyata 97,6% minyak jelantah tersebut dibuang ke saluran air & tanah. Padahal, minyak jelantah yang dibuang ke lingkungan akan menimbulkan masalah dan pencemaran, yaitu:
1. Menyebabkan penyumbatan saluran air
2. Merusak ekosistem air/laut
Minyak yang dibuang ke saluran air dan sungai akan berakhir di muara/laut. Lapisan minyak akan menghalangi masuknya sinar matahari sehingga biota air tidak dapat melakukan fotosintesis, akibatnya kadar oksigen di dalam perairan menurun. Pada akhirnya seluruh ekosistem perairan/laut terancam rusak
3. Merusak struktur tanah
Jika dibuang ke tanah, minyak jelantah akan merusak struktur fisik tanah. Minyak akan menutup pori-pori tanah sehingga menyebabkan tanah menjadi padat. Struktur tanah akan menjadi keras sehingga tidak dapat ditanami dan meningkatkan resiko banjir.
4. Menghambat proses daur ulang
Minyak jelantah yang dibuang bersama limbah lain seperti sampah organik & non organik juga akan mencemari sehingga sulit/tidak bisa di daur ulang.
Minyak jelantah adalah minyak goreng yang digunakan lebih dari 2 kali menggoreng. Minyak jelantah tidak layak pakai sebab mengalami oksidasi asam lemak tak jenuh yang menghasilkan radikal bebas.
Penggunaan minyak jelantah dapat menyebabkan deposisi sel lemak yang terjadi di usus halus, pembuluh darah, jantung, dan hepar. Dalam jangka waktu tertentu, konsumsi minyak jelantah dapat menimbulkan abses di usus halus, plak pada pembuluh darah, nekrosis sel otot jantung dan hepar.
Selain itu, minyak jelantah rentan menjadi sarang bakteri, salah satunya Clostridium botulinum (penyebab penyakit botulisme). Dampak penggunaan minyak jelantah juga dapat memicu obesitas, alzheimer, dan parkinson.
Kita dianjurkan untuk menggunakan minyak goreng hanya sekali pakai. Namun jika terpaksa, jangan gunakan lebih dari 2 kali proses menggoreng.
Jelantah tidak boleh dibuang ke lingkungan (saluran air/tanah/sungai) karena menimbulkan pencemaran. Cara membuang minyak jelantah yang benar adalah dengan mengumpulkannya ke dalam satu wadah, lalu memberikan jelantah tersebut ke kurir Kecipir, pengepul jelantah, atau unit pengelola limbah jelantah.
Kecipir memberikan layanan gratis penjemputan minyak jelantah yang bersamaan dengan proses pengiriman pesanan pelanggan. Kurir Kecipir dapat menjangkau seluruh wilayah Jabodetabek, Cikarang, dan Cibitung sehingga pelanggan tidak perlu repot mendatangi pengepul untuk menyetorkan minyak jelantah.
Kecipir menerima semua jenis jelantah seperti jelantah minyak sawit, minyak kelapa, minyak zaitun, minyak kanola, minyak biji bunga matahari, minyak kenari, minyak wijen, minyak biji rami, minyak kacang, minyak alpukat, dll.
Kecipir tidak mengelola limbah jelantah secara langsung. Kecipir akan mendistribusikan minyak jelantah para pelanggan kepada unit pengelola limbah jelantah terdekat. Beberapa bentuk pemanfaatan minyak jelantah adalah menjadi bahan bakar lampu minyak, biodesel, aroma terapi, cairan pembersih lantai, sabun cair, pakan unggas, dan pupuk tanaman.
Ayo Upcycle Minyak Jelantahmu bersama Kecipir! Dengan melakukan upcycle kamu mendapatkan 3 manfaat sekaligus: Sehat, Hemat, & Zero Waste!
Kecipir tidak hanya menyediakan produk organik berkualitas dengan harga terjangkau, tapi juga mengajakmu untuk bergerak mewujudkan lingkungan yang lebih lestari. Mari jadi bagian dari konsumen cerdas dengan bergabung menjadi pelanggan Kecipir.
Baca selengkapnya: Info Diskon 50% Minyak Goreng Organik
Baca selengkapnya: Info Diskon 100% Minyak Goreng Organik
Comments